Kamis, 01 November 2012
- Mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidup ternyata membantu
pola pikir dalam menjaga kesehatan. Hampir 55 persen penderita jantung
koroner arteri yang selalu berpikir positif sukses menjalankan terapi
kebugaran mereka.
Lalu ditemukan bahwa pasien yang tergabung
dalam kelompok "pemikir positif" ini rata-rata berjalan 3-4 kilometer
lebih banyak dibandingkan mereka yang tergabung dalam terapi kebugaran
ketat.
"Terapi berpikir positif ini merupakan alat efisien untuk
menjaga pasien tetap menjalankan terapi penyembuhan dan lebih bersifat
hati-hati dalam menjaga kebugaran tubuh mereka", menurut Dr. Mary
Charlson Direktur the Center for Integrative Medicine.
"Sebagai
contoh, saat hujan ketika para pasien cenderung malas berolah raga
biasanya pikiran positif mereka akan membantu mereka dalam mengumpulkan
niat untuk berolah raga", lanjut Charlson.
Hasil penemuan ini
didapat dari 3 bentuk eksperimen yang berbeda. Eksperimen ini
menggunakan 756 partisipan. Para partisipan ini mengidap berbagai macam
penyakit kronis seperti asthma, darah tinggi dan penyakit jantung.
Para
partisipan ini dibagi dalam 2 grup yaitu grup "emosi positif" dan grup
"emosi normal". Pada awal penelitian para partisipan membuat sebuah
kontrak untuk perubahan sikap yang ingin mereka capai.
Peneliti
mendorong partisipan yang tergabung dalam grup "emosi positif" untuk
mengingat kembali kejadian-kejadian menyenangkan dalam hidup mereka dan
kejadian-kejadian yang membuat mereka lebih nyaman.
Partisipan
yang tergabung dalam grup "emosi positif" juga mendapatkan hadiah dari
para peneliti. "Harga dari hadiah tersebut tidaklah berarti, kami
memberikan hadiah-hadiah ini untuk merangsang kejadian-kejadian positif
dalam pikiran para partisipan", ujar Charlson.
Bagi partisipan
pengidap darah tinggi yang tergabung dalam grup "emosi positif" sebanyak
42 persen tetap setia pada terapi kesembuhan mereka. Bagi partisipan
pengidap asthma terdapat kemajuan medis bagi mereka yang membutuhkan
perhatian medis lebih.
Namun secara keseluruhan perubahan sikap
partisipan yang tergabung dalam "pikiran positif" justru membawa
keuntungan bagi diri mereka sendiri.